Kamu datang tanpa pernah aku duga. Hadir di sela hari yang sepi tanpa adanya cinta. Sempurna, karena kamu datang di saat yang tepat. Kamu ada disaat aku tak tahu ternyata kamu memang ada. Kamu ada disaat aku tak peduli ternyata banyak dara yang mengagumimu, bahkan mengerjarmu sejak lama. Kamu ada disaat aku tak mengenal sosokmu yang begitu mempesona. Kamu melihat aku disaat aku sama sekali tak melihatmu. Sempurna, ketika ternyata kamu mampu menyimpan rahasia dibalik rahasia, yaitu cerita terpendam dibalik auramu. Kisah yang kamu nikmati sendiri. Cinta yang kamu agungkan sendiri. Perlahan kamu tak mampu memendamnya. Perlahan kamu berusaha mencari siapa diriku, siapa aku, siapa sebenarnya aku. Waktu demi waktu berjalan tak dipungkiri bahwa kamu perlahan menikmati diriku dari kejauhan. Menikmati mataku dari kejauhan, menikmati dunia dengan adanya aku dari matamu yang jauh. Pada saat itu, akulah tak pernah menyadari kamu yang begitu memperhatikanku. Sampai pada akhirnya, aku mengetahuinya sendiri dari perantara sahabat baikku.
Aku pun akhirnya tahu disaat kamu tak pernah tahu bahwa aku sudah tahu. Aku bersandiwara, aku kembali mempercayai bahwa apa yang aku duga memang tak salah. Aku kembali pada masa sebelum aku tahu, pada masa kamu mengikuti aku di media sosial, memantau aku di media sosial. Hingga kamu memanggil namaku pada hari yang nyata. Tersentak aku untuk pertama kalinya melihat wajahmu dengan dekat, yang sebelumnya hanya pernah melihat wajahmu dari kejauhan (entah pada pandangan pertama itu, aku mengakui, aku menyukaimu), dan tatapan pertama itu tak membuatku ingin mengenal siapa kamu, namun ketika perlahan kamu menunjukan siapa kamu, dan untuk kedua kalinya aku menatapmu, perasaan itu kembali. Yah, untuk percikan awal di hari itu, aku menyadari bahwa aku ingin... aku harus mengenalmu.
Ketika hari dimana untuk pertama kalinya kamu memanggil aku dengan namaku, maka keesokan harinya alam pun menyambut kita dengan tawanya yang bahagia. Kita dekat dan semakin dekat. Hingga pada suatu sore itu, kita berkencan. Aku sangat malu, sangat bahagia, sangat tidak percaya. Untuk pertama kalinya, aku berkencan dengan laki-laki, aku makan malam dengan laki-laki. Sulit dipercaya, bahwa di usia yang seharusnya sudah memiliki pengalaman untuk hal itu, justru malah menjadi pengalaman pertamaku. Kamu, orang pertama itu. Tak pernah aku duga, hari pertama kita bersama, ternyata kamu adalah orang yang sangat menyenangkan, dan hanya dalam hitungan menit, kamu mampu mencuri aku, membuat aku merasa menemukan sosok yang selama ini aku cari. Di mana yang belum lama ini ku menolak cinta dari laki-laki yang baik, namun tak sama sekali aku bisa mencintainya, meskipun aku telah berusaha, bahkan aku telah memustuskan untuk menerima. Entah apa yang akhirnya membuat keputusan itu menjadi hal yang menyakitinya. Aku ternyata tak bisa menerimanya, aku tak merasa nyaman ketika bersamanya. Tak apa, kini kamu hadir dan merubah segalanya.
--bersambung--
--bersambung--
Komentar
Posting Komentar