Langsung ke konten utama

Kisah kita, aku, dan kamu

Kamu datang tanpa pernah aku duga. Hadir di sela hari yang sepi tanpa adanya cinta. Sempurna, karena kamu datang di saat yang tepat. Kamu ada disaat aku tak tahu ternyata kamu memang ada. Kamu ada disaat aku tak peduli ternyata banyak dara yang mengagumimu, bahkan mengerjarmu sejak lama. Kamu ada disaat aku tak mengenal sosokmu yang begitu mempesona. Kamu melihat aku disaat aku sama sekali tak melihatmu. Sempurna, ketika ternyata kamu mampu menyimpan rahasia dibalik rahasia, yaitu cerita terpendam dibalik auramu. Kisah yang kamu nikmati sendiri. Cinta yang kamu agungkan sendiri. Perlahan kamu tak mampu memendamnya. Perlahan kamu berusaha mencari siapa diriku, siapa aku, siapa sebenarnya aku. Waktu demi waktu berjalan tak dipungkiri bahwa kamu perlahan menikmati diriku dari kejauhan. Menikmati mataku dari kejauhan, menikmati dunia dengan adanya aku dari matamu yang jauh. Pada saat itu, akulah tak pernah menyadari kamu yang begitu memperhatikanku. Sampai pada akhirnya, aku mengetahuinya sendiri dari perantara sahabat baikku. 

Aku pun akhirnya tahu disaat kamu tak pernah tahu bahwa aku sudah tahu. Aku bersandiwara, aku kembali mempercayai bahwa apa yang aku duga memang tak salah. Aku kembali pada masa sebelum aku tahu, pada masa kamu mengikuti aku di media sosial, memantau aku di media sosial. Hingga kamu memanggil namaku pada hari yang nyata. Tersentak aku untuk pertama kalinya melihat wajahmu dengan dekat, yang sebelumnya hanya pernah melihat wajahmu dari kejauhan (entah pada pandangan pertama itu, aku mengakui, aku menyukaimu), dan tatapan pertama itu tak membuatku ingin mengenal siapa kamu, namun ketika perlahan kamu menunjukan siapa kamu, dan untuk kedua kalinya aku menatapmu, perasaan itu kembali. Yah, untuk percikan awal di hari itu, aku menyadari bahwa aku ingin... aku harus mengenalmu.

Ketika hari dimana untuk pertama kalinya kamu memanggil aku dengan namaku, maka keesokan harinya alam pun menyambut kita dengan tawanya yang bahagia. Kita dekat dan semakin dekat. Hingga pada suatu sore itu, kita berkencan. Aku sangat malu, sangat bahagia, sangat tidak percaya. Untuk pertama kalinya, aku berkencan dengan laki-laki, aku makan malam dengan laki-laki. Sulit dipercaya, bahwa di usia yang seharusnya sudah memiliki pengalaman untuk hal itu, justru malah menjadi pengalaman pertamaku. Kamu, orang pertama itu. Tak pernah aku duga, hari pertama kita bersama, ternyata kamu adalah orang yang sangat menyenangkan, dan hanya dalam hitungan menit, kamu mampu mencuri aku, membuat aku merasa menemukan sosok yang selama ini aku cari. Di mana yang belum lama ini ku menolak cinta dari laki-laki yang baik, namun tak sama sekali aku bisa mencintainya, meskipun aku telah berusaha, bahkan aku telah memustuskan untuk menerima. Entah apa yang akhirnya membuat keputusan itu menjadi hal yang menyakitinya. Aku ternyata tak bisa menerimanya, aku tak merasa nyaman ketika bersamanya. Tak apa, kini kamu hadir dan merubah segalanya.

--bersambung--







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Puisi Hampa Karya Chairil Anwar

HAMPA Chairil Anwar Kepada Sri Sepi di luar. Sepi menekan mendesak. Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memangut, Tak satu kuasa melepas-renggut Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi. Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat-mencekung pundak Sampai binasa segala. Belum apa-apa Udara bertuba. Setan bertempik Ini sepi terus ada. Dan menanti.     Tema puisi ini yaitu penggambaran rasa kesepian dan penantian Chairil Anwar terhadap wanita yang ia cintai. Puisi ini terdiri dari 12 larik.     Kepada Sri     Chairil Anwar mengawali puisinya dengan larik Kepada Sri, yang artinya puisi tersebut ia tunjukkan (ia berbicara) kepada Sri, wanita yang ia cintai.     Sepi di luar. Sepi menekan mendesak. Larik tersebut menunjukkan ungkapan rasa sepi Chairil Anwar atas penantiaannya terhadap wanita yang ia cintai , hingga rasa sepi itu sangat menyiksa batinnya.     Lurus kaku pohonan. Tak berg...

Kajian Puisi Permintaan Karya Muhammad Yamin

Permintaan Muhammad Yamin Mendengarkan ombak pada hampirku Debar-mendebar kiri dan kanan Melagukan nyanyi penuh santunan Terbitlah rindu ke tempat lahirku Sebelah timur pada pinggirku Diliputi langit berawan-awan Kelihatan pulau penuh keheranan Itulah gerangan tanah airku Di mana laut debur-mendebur Serta mendesir tiba di pasir Di sanalah jiwaku, mula tertabur Di mana ombak sembur-menyembur Membasahi Barisan sebelah pesisir Di sanalah hendaknya, aku berkubur. Juni 1921 Analisis Puisi Dalam analisis puisi Permintaan karya Muhammad Yamin menggunakan pendekatan ekspresif, yaitu pendekatan yang menganggap karya sastra sebagai ekspresi perasaan, pikiran, dan pengalaman penyair (sastrawan). [1] Dengan kata lain pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang menitikberatkan penulis, penulis mendapat sorotan yang khas sebagai pencipta yang kreatif, dan jiwa pencipta itu mendapat minat yang utama dalam penilaian dan pembahasan karya sastra. [2...

Kajian Struktural Drama Malam Pengantin di Bukit Kera Karya Motinggo Busye

 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb., Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha menggenggam alam semesta, Dzat Yang Maha Sempurna yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan anugerah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktunya. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw. Tak lupa kepada para keluarga, sahabat, dan kita selaku umatnya. Makalah yang dibuat dengan judul Kajian Struktural Drama Malam Pengantin di Bukit Kera Karya Motinggo Busye ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Sastra Indonesia. Makalah ini berisikan materi yang mengkaji sebuah karya drama Malam Pengantin di Bukit Kera dengan teori struktural. Penyusun menyadari bahwa tersusunnya makalah ini atas bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, izinkanlah penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan penyusunan makalah ini. Penyusun m...