Aku tak pernah mengerti mengapa sebuah cinta dengan mudahnya datang dan pergi. Seenaknya mengetuk hati tanpa izin, lewat tanpa permisi, dan tiba-tiba datang tanpa diundang. Begitu pun dengan kepergiannya, sama saja. Tak tahu malu, pergi begitu menyakitkan, meninggalkan jejak yang mungkin sulit hilang meski berkali-kali tersapu air hujan. Yah, ini memang cobaan kelam di akhir-akhir masa SMA ku. Namun, semua ini bukanlah akhir. Karena buktinya sekarang aku ada di tempat ini, mengerjakan tugas kuliah di taman kampus bersama kedua sahabatku. Suatu anugerah dapat merasakan jatuh bangunnya menjadi anak yang baru berkembang di universitas dambaan kedua orang tuaku. Sekali lagi, aku dapat bangkit dari perihnya teriris pisau cinta yang melukai ketulusan hati ini. Dan aku bangga akan itu.
3 April 2011--
3 April 2011--
Komentar
Posting Komentar