Langsung ke konten utama

Postingan

Murka

Berbicaralah yang baik atau diam. Jika kata katamu hanyalah dusta, ibarat kotoran kambing tak bermakna. Kebusukan yang terungkap perlahan Bau dan begitu menjijikan Simpan itu sendiri! Tak usah kau sebar berita, yang setiap hurufnya mengandung kemunafikan Kudoakan kau bahagia di jalanNya Seolah kau begitu yakin Malapetaka tak akan menimpa Oh, kau salah! Kumaafkan, meski tak adanya permintaan maaf, meski terlihat tanpa dosa, tanpa rasa bersalah, Kau berhasil membuatku tersenyum manis penuh pesona.
Postingan terbaru

Titik Terendah

Berjuang sendiri. Tak ada bantuan. Melawan tiap jengkal cerita yang ada. dengan detik yang terus berjalan Bahkan tak tahu sampai kapan. Mata melihat. Aku masih melihat di sana dan di sini tempat yang tinggal masa lalu. Tak satupun hari yang terlewat tanpa namamu. Sakit. Aku terperangkap waktu . Sedang dirimu? Kau bebas dengan caramu. dengan mudahnya. Tanpa rasa perih sama sekali.

Cemas

Bayang-bayang kenangan hanyalah kilasan mimpi yang rasanya sulit kembali menjadi nyata. Bahkan untuk mengulangnya, aku takut kembali menjadi patah. Kembali setiap detik dan menitnya waktu yg berjalan,  dia hadir dan kembali hadir memenuhi asa di aliran darah dan degup jantung yg rasanya masih sama. Aku bertanya "ini apa?". Sekuat tenaga aku melawan dan menahan,  sekuat hati aku sungguh ingin berhenti, tapi lagi dan lagi waktu belum beri jawaban. Karena waktu dengan egonya terus saja berjalan dan menyuruhku untuk mengikutinya, lalu aku mendengar bisikan, "aku akan memberimu bahagia di saat yang bahkan tak pernah kamu bayangkan sebelumnya."
Aku tak pernah mengerti mengapa sebuah cinta dengan mudahnya datang dan pergi. Seenaknya mengetuk hati tanpa izin, lewat tanpa permisi, dan tiba-tiba datang tanpa diundang. Begitu pun dengan kepergiannya, sama saja. Tak tahu malu, pergi begitu menyakitkan, meninggalkan jejak yang mungkin sulit hilang meski berkali-kali tersapu air hujan. Yah, ini memang cobaan kelam di akhir-akhir masa SMA ku. Namun, semua ini bukanlah akhir. Karena buktinya sekarang aku ada di tempat ini, mengerjakan tugas kuliah di taman kampus bersama kedua sahabatku. Suatu anugerah dapat merasakan jatuh bangunnya menjadi anak yang baru berkembang di universitas dambaan kedua orang tuaku. Sekali lagi, aku dapat bangkit dari perihnya teriris pisau cinta yang melukai ketulusan hati ini. Dan aku bangga akan itu. 3 April 2011--

Rapuh

Rapuh dalam sendiri, memandang kelam Kosong, di mana keindahan? Selalu dan selalu saja seperti ini Bohongi diri, bertarung melawan Kejahatan yang tak punya arti Hidup tapi diam Mati dalam harap Lalu, bagaimanakah dirimu? Ciputat, 8 April 2015

Kisah kita, aku, dan kamu

Kamu datang tanpa pernah aku duga. Hadir di sela hari yang sepi tanpa adanya cinta. Sempurna, karena kamu datang di saat yang tepat. Kamu ada disaat aku tak tahu ternyata kamu memang ada. Kamu ada disaat aku tak peduli ternyata banyak dara yang mengagumimu, bahkan mengerjarmu sejak lama. Kamu ada disaat aku tak mengenal sosokmu yang begitu mempesona. Kamu melihat aku disaat aku sama sekali tak melihatmu. Sempurna, ketika ternyata kamu mampu menyimpan rahasia dibalik rahasia, yaitu cerita terpendam dibalik auramu. Kisah yang kamu nikmati sendiri. Cinta yang kamu agungkan sendiri. Perlahan kamu tak mampu memendamnya. Perlahan kamu berusaha mencari siapa diriku, siapa aku, siapa sebenarnya aku. Waktu demi waktu berjalan tak dipungkiri bahwa kamu perlahan menikmati diriku dari kejauhan. Menikmati mataku dari kejauhan, menikmati dunia dengan adanya aku dari matamu yang jauh. Pada saat itu, akulah tak pernah menyadari kamu yang begitu memperhatikanku. Sampai pada akhirnya, aku mengetahuinya...

Bertahan

Cinta selalu bersambut bahagia Namun akankah dunia memisahkan cinta? Atau takdirkah dapat memisahkan kita? Sayangnya kita teralu indah cinta yang terlalu manis demi kenangan yang berselimut cinta tak akan biarkan kegelapan hadir dalam hari kita, satu kali pun. Tak akan.